Selasa, 28 Oktober 2008

Undangan : PSM 5

PSM 5 tour MFNW 2008 with the tittle " WHEN THE WEST MEETS THE EAST at THE CENTRE ".

Mengundang rekan-rekan Milis Adeniumania

Tanggal : 29 Nov 2008
Pukul : 12.00 (Lunch Time) - end
Tempat : Hotel Galuh - Prambanan - Klaten - Jawa Tengah
Acara : Temu MFNW dgn para sahabat dari Jatim - Jateng - Jabar - Jakarta
Beaya : FREE for lunch and coffe time

-Transportasi dari Jakarata: Bus Super Exclusive Shimphony 40 seat (MERCI 2007)
-Pendaftarandi mulai hari ini.
-Untuk de Kaipang Jakarta/Tangerang/ Bekasi/CikarangK arawang/Cimahi/ Bandung dan sekitarnya dibebankan dana partisipasi Rp 200.000 sudah termasuk kaos dan sticker, transport dan akomodasi di Hotel Galuh
- Pembayaran ke rek a/n Antonius Sigit. BCA 2291352032
- Guna menghidari yg sdh daftar tapi gak jadi ikut, maka pembayaran peserta paling lambat 10 Nov 2008
- Peserta di batasi 40 orang
- Berangkat tgl 28 Nov 2008 jam 19.00 WIB dari Bakrie Land Kuningan ( Kantor RMD)
- Pulang tgl 29 Nov 2008 jam 17.00 WIB
- Tiba Jakarta tgl 30 Nov 2008
-Teman-teman di luar Jakarta (Bekasi/CikarangKar awang/Cimahi/ Bandung ) sedang dipikirkan dan akan dikoordinator oleh mas Thomas mengenai meeting pointnya,sekitar rest area tol Cikampek (tba).

Bagi rekan-rekan di Yogyakarta , Jateng dan sekitarnya bisa mendaftar melalui link comment di bawah.

Thanks.

Tharie Wie

Rabu, 22 Oktober 2008

JFG 1 - Mengenang Sahabat


Milis Adeniumania mengadakan acara jumpa darat lagi, kali ini rekan-rekan dari Jakarta yang punya gawe dan akan menggelar acara PSM 5 di Yogyakarta. Paguyuban Sudi Mampir (PSM) Jakarta memang aktif mengadakan acara jumpa darat, materinya pun ringan hingga berat padat dari sekedar ketemuan, ngobrol ngalor ngidul hingga kontes adenium tingkat Nasional. Selain Jakarta, Jogjakarta kota kelahiran saya lumayan aktif juga mengadakan acara serupa. Biasanya kami kemas dalam judul Jogja Family Gathering (JFG). Hingga tahun 2008 ini JFG sudah mengadakan pertemuan sebanyak 2 kali.
JFG 2 yang terselenggara akhir tahun 2007 telah saya posting, tapi JFG 1 belum saya ceritakan. Ada keharuan yang tiba-tiba muncul, mengingat acara JFG I sahabat saya Aris Budiman atau Adeng watu putih masih hadir mengisi acara namun di JFG 2 rekan saya tersebut tidak mungkin hadir kembali karena telah meninggal dunia.

Berikut liputan lengkap JFG 1 - Kisah malam jum’at kliwon , Kamis, 17 Mei 2007
( Reportase pertemuan JFG di Turi Yogyakarta - mengenang seorang sahabat )

Pukul : 09.13 wib
Nada sms terdengar, sekali pencet terlihat dilayar HP : From Dicky – Just landed mbak to meet pendekar-pendekar adenium jogjess… rgds/mDQs.
Saya sudah mulai teriak sambil mencet tombol replay..
“ Gallo, Nadjwa.. Wid.. ayo cepet, tamu sudah mulai datang lho… belum jemput Om Djos dan mas Adeng lagi…”
“ Ya mommy…. Aku dah selesai kok dandannya..” Gallo & Nadjwa ikut teriak-teriak.
“ Lha.. Nunung endi..?” tanya Wid enteng...
“ Wo.. iyo…”. Tangan segera meraih gagang telpon. Terdengar NSP ‘surga cinta’ ADA Band. Ning suwi….. ora diangkat-angkat… walah neng endi meneh koncoku siji kae…
Dialing lagi… dialing lagi…. Ora diangkat juga.

Pukul : 09.25 wib
Telpon masuk… dari Nunung : “ Rie… sorry aku gak dengar, baru ambil carang gesing buat dibawa ke Turi…”
“ oke..oke.. cepet yo… aku dibelikan juga.. 10 bungkus ya… “ walah.. ujung..ujungnya nitip..!
Lima menit kemudian Mobilnya Nunung sudah nyampe depan rumah.
“ titip anak-anak dan fatimah di mobilmu yo… aku jemput mas Handoko dan Om Genjos..”.
Beriringan kami ke Hotel Kusuma, tak jauh dari rumah untuk jemput Boss e Adesidjo, mas Handoko ( sayang Tonny nggak ikut.. ).
Dari Hotel, meluncur ke Botanica Garden di daerah Maguwoharjo untuk jemput Om Genjos.
“Mbak, bapak ora sido rawuh (datang). Kakinya pagi tadi terasa ‘linu-linu’, padahal sudah nyiapke bahan”, itu sapaan pertama dari om Genjos.
Walah… saya jadi ‘syok’… lha orang yang paling ditunggu malah nggak bisa datang.. Tapi batin saya… ‘dah biasa… nggak pake telor…!! ‘
“Ya udah aku yang telepon”, seperti biasa Wid sok pahlawan.
Pencet HP lagi … Lalu : ” Den … piye, katanya mau demo ‘mbeleh’ arabicum ……. bla, bla, ..”. “He, he .. he, kebanyakan makan emping ya.., dadi kumat. “ Wid menutup telpon.
“ gak iso … ning konco-koncomu ditawari kalau tertarik lihat koleksinya, boleh mampir di Gejayan, koleksine Adeng sing apik-apik sudah diboyong pindah kesana..” Wid menyampaikan berita.
“Ya udah nanti tak sampaikan ke rekans semua, yang penting sekarang segera ke Turi, wis awan”, potong saya menutup acara ‘tunggu-tungguan’


Pukul : 09. 55 wib
Telpon masuk lagi … dari Mas Adeng : “ Mbak, aku dijemput disanggar ya, aku bawa mobil sendiri, soale arep terus layat Frans neng Semarang..”
Dari Maguwoharjo ke Jalan Kaliurang… wus…wus… sopir e ngebut…!!! Di jalan masih tetep disambi guyon dengan mas Djos… orang satu itu memang gak akan habis bahan omongan dan banyolannya… !
Sampai di sanggar Watu Putih jl. Kaliurang, Mas Adeng sudah menunggu.
“ Mbak, gaween acaraku ojo awan-awan yo..”
“ Oke.. boss… jam 13.00 rampung to ?
si boss manthuk..manthuk…

Pukul : 10.25 wib
Beriringan 3 mobil kami ngebut dari Watu Putih Nursery menuju Rumah mas Tomo di Turi.
Tiba di Turi, di ujung jalan masuk.. sudah banyak mobil menumpuk di parkiran halaman rumah mas Tomo yang luas.
Turun dari kendaraan…
A.. ha… siapa tuch yang berkacamata dan bertopi berdiri ditengah jalan..???
“ Mas Dicky ya..?”
“ Iya…, Mbak Tharie ya..?”
He..he..he.. akhirnya ketemu juga, ternyata nggak kaya simbah-simbah… , malahan kata Mbak Sita begini … “ eh… mbak, Mbah Suro ternyata lebih ganteng dari foto di PSM ya… yang kemarin kok serem dan sangar, tato an lagi..” hi..hi..hi…
Setelah salam-salaman dan saling berkenalan, akhirnya masuk ke dalam rumah. Duduk lesehan di dalam rumah yang sejuk…. Hmmmm .. nyaman…

Pukul 11.00 wib
Setelah mengucapkan selamat datang kepada para Tamu yang hadir, acara dibuka dengan sambutan dari Mas Tomo.. ( saya sempat bingung cari-cari mas Tomo, sudah saya sebut nama beliau tapi nggak nongol-nongol. . ternyata baru sibuk ngasih panduan untuk tamu-tamu yang masih di jalan menuju rumah mas Tomo )
Acara dilanjutkan, Sesi pertama di isi oleh seorang Narasumber anggota milis adeniumania yang agak pendiam. Namun jangan kaget setelah ketemu langsung, beliau adalah sosok yang sangat supel dan ramah. bpk. Dr. Ir. Widodo Arwiyanto ,MSc Staf pengajar Fakultas Pertanian UGM.
Beliau diminta menyampaikan materi perihal :

Seputar hama penyakit tanaman (adenium) yang sering terjadi di daerah tropis

Cara mencegah dan mengatasi hama tersebut di atas secara benar. Tepat sasaran, murah, dan tuntas.

Pak Tri Widodo juga pemilik ANIS ORCHID NURSERY yang beralamat di
Kweni RT-01, Bantul, Yogyakarta-55188, INDONESIA
http://www.anisorch id.com. Silahkan surfing dan bisa pesan online atau datang langsung.
Oh ya… materi dari Pak Tri dibagikan berupa fotocopy, Mas Tomo atau mas Indra mungkin bisa mengusahakan bentuk file untuk anggota milis yang menghendaki materi dari Pak Tri.
Sambil mendengarkan uraian pak Tri , minuman dan makanan kecil sudah lengkap tersaji… wuih… pesertanya langsung nyerbu … ada jadah tempe bawaan Mbak Sita, Tahu Bakso kiriman dari Mbak Mita , Mete kiriman dari Mas Adi , Carang gesing yang dibawa mbak Nunung, kacang godok, roti, dan jajanan lainnya serta tak akan ketinggalan salak hasil kebun mas Tomo… wis… mbuh liyane .. saking akehe…
Setelah sesi tanya jawab selesai, acara sudah langsung saya kebut lagi, jhari sudah makin siang.

Pukul 12.00 wib
Sesi berikutnya, Narasumber yang kedua ini adalah orang yang mengenalkan adenium kepada saya, beliau ini yang membuat saya mabuk kepayang kepada adenium.
Guru dan teman diskusi, tempat saya banyak belajar perihal adenium.
Beliau ini adalah Pioneer adenium di Jogja sejak 1998.
Bagi yang sering membaca majalah Trubus, pasti mengenal sang narasumber. Hampir semua liputan Trubus seputar adenium tidak pernah lepas dari sosok yang satu ini.
Juri kehormatan dalam setiap event besar lomba adenium, mentor juri lomba adenium di DKI Jakarta dan Jawa Timur. Beliau adalah Drs. Arief Budiman. Akrab disapa mas Adeng .
Materi yang disampaikan Mas Adeng meliputi :

Gambaran adenium secara umum, meliputi speci, jenis, variant, dll

Gambaran tentang apa, bagaimana, dan seperti apa sosok adenium yang baik itu. Bagaimana cara memilih dan mencetak calon juara.

Materi ini sebenarnya adalah bocoran dari buku yang tengah disusun Mas Adeng bersama dengan Majalah Trubus.
Bagi rekan-rekan yang menghendaki materi dari mas Adeng, bisa e-mail saya. Tapi tidak semua ya… foto-fotonya banyak buanget.. .

Tidak terasa sudah jam 13.00 wib lebih…
Wah perut sudah keroncongan, tanpa sesi tanya jawab karena mas Adeng buru-buru berangkat ke luar kota dan beliau harus makan siang dulu… saya segera meminta para peserta untuk kembali menyerbu hidangan yang telah tersedia… Hmmm ada Nasi merah, opor ayam, lodeh tempe lombok ijo, oseng-oseng daun pepaya, rendang daging sapi, Sop dan Bakso , buahnya jeruk dan peer serta tak akan lengkap tanpa krupuk kiriman mbak Sari. Hmmmmm… sedap..!!!
Makan siang diselingi cerita ngalor-ngidul, maklum ibu-ibu kalau sudah ketemu ceritanya dimulai dari anak-anak sampai cream wajah…
Kalau bapak-bapak, saya nggak begitu tahu apa yang dibicarakan, tapi kok ketawa ngakak terus ya… jangan-jangan ngrasani ibu-ibu…
Setelah makan siang, saya segera men set untuk acara foto bersama, kalau kira-kira ada 20 keluarga dan semua bawa kamera, hitung sendiri berapa kali senyum, tertawa, meringis, sampai ada yang ( pura-pura ) mengumpat.. saking lamanya cengengesan dan gigi kering semua…
… akhirnya sesi jeprat-jepret selesai…
Acara ramah-tamah masih berlanjut… peserta kumpul diteras depan, saya segera melanjutkan acara, memperkenalkan Narasumber ketiga, yang ini tak kalah sering muncul di Majalah Trubus tentang grafting - menggrafting.
Senang dapat kesempatan tatap muka langsung secara utuh dengan Drs. Yusniar Basuki atau om Genjoz . Guru, teman diskusi dan mmm … pesaing berat nich..!! bisnis benih adenium Hand Pollinasi yang menyenangkan.
Saat diminta untuk menjadi narasumber di acara ini, beliau mengajukan syarat, jangan memfoto Om Djos secara utuh. Mungkin itu alasan mengapa yang sering muncul di majalah Trubus adalah bagian tangan dan jari beliau semata, he..he..he..
Pada kesempatan itu om Genjoz, diminta untuk menjelaskan :

Perihal grafting – menggrafting dari A – Z, pemilihan batang bawah, pilihan jenis grafting (sambung mata, sambung pucuk, sambungan V, atau sambungan flat).

Apa yang akan dan harus dilakukan untuk mempercantik penampilan adenium.

Bagi rekans yang ingin membangun rumah panggung dari kayu, kepada narasumber juga dapat dimintakan nasehat. Contoh bangunan dapat dilihat di sebelah timur Stadion Maguwoharjo, Depok , Sleman… rumah panggung yang besar dan bagus, kemarin saya sudah meminang Om Djos untuk bersedia menerima kedatangan adenium ‘JFG’ club 2 tiga bulan mendatang. Dan sinyal hijau sudah menyala…
Selanjutnya terlihat Om Djos… pasang aksi…
Bonggol bawaannya sendiri di potong, sambung lagi… akhirnya dipotong lagi.. sambung lagi… walah… arep digawe opo Om… Namun akhirnya.. jadi juga bonggol ‘nyeni’ bikinan bos Botanica Garden.
‘ Mbak, ono kopi tubruk…’ Om Djos sudah mulai kelimpungan kalau nggak ngopi.
‘ aku juga mau Mbak… ‘ eh… mas Dicky juga sudah mulai pening.
‘ aku yo gelem nok…’ Wid meringis …
Waduh… ngapunten nich mas Tomo… tamunya minta kopi tubruk…
Acara dilanjut dengan praktek grafting bareng-bareng… bonggol dan entres sudah tersedia…
Pilih bonggol, potong entres, flat grafting, direkat pake selotip kiriman mbah suro, setelah jadi boleh bawa pulang…. Wow… indahnya..
Sambil ngopi , diselingi demo bikin lampion dibonggol adenium oleh Mas Dicky.
Tiba-tiba ada yang berbisik ditelinga saya… “ mbak, ada sesi hand pollinasi adenium nggak…”
Weeh… iyo… ini khan sesinya pak Henky.. lha beliau nggak bisa hadir karena ada tugas kantor yang tidak dapat ditinggalkan.
Celingukan saya cari Mbak Wida, istrinya Mas Indra. Setelah melalui ‘perundingan a lot’ ( ha..ha..ha.. nggak lah.. ) Mbak Wida akhirnya bersedia memberikan Tips and Triks cara menyilangkan adenium.
Sudah bisa ditebak, semua merubung Mbak Wida… sampai sesak, untel-untelan.
Saya sengaja menyingkir… ( ndak tambah bikin sesak maksudnya..! !! ) diikuti Mas Indra, Mas Hondoko, Mas Yus, Mas Tomo, Mas Dicky, Wid… emmm siapa lagi ya ?..
Batin saya.. nah ketahuan khan siapa saja yang sudah bisa HP…!
Tiba-tiba…
“ mbak, entres opo iki..?”
“ Pluto, explora, black warrior, purple crown… opo meneh yo..?”
“ boleh potong mbak..?”
“ silahkan…”
Aksi potong entres dimulai….!!!
Acara makin rame.. seru… cekakaan maneh…!!!
Saya dan Wid lantas jalan-jalan ke kebun pembibitan adenium mas Tomo… wow.. banyak semaian arabicum..!!

Hari makin sore… tak terasa sudah hampir jam 17.00 wib.
Beberapa tamu sudah mendahului pamit.
Saya segera meminta rekan yang lain untuk masuk ruang lagi.
Ucapan terima kasih saya mewakili teman-teman semua , untuk mas Tomo dan keluarga yang telah berkenan menerima kedatangan adenium ‘JFG’ club. Terima kasih banyak untuk makanan yang melimpah.. juga tempat yang nyaman..
Akhirnya mas Tomo menutup acara dengan ucapan selamat jalan, hati-hati semoga selamat sampai tujuan.
Setelah salam-salaman dan janji untuk ketemu lagi… tukar kartu nama… tukar nomor telpon… kami saling berpamitan.
Ehhhh mbak Rini, istri mas Tomo, masih membawakan oleh-oleh seplastik salak untuk tiap keluarga sebagai oleh-oleh…
Wah… terima kasih ya mbak Rini …. Jadi merepotkan.. ( ah… basa-basi yo..)
Tapi kata mas Tomo, Mbak Rini lebih senang direpoti seperti itu daripada tiap tanggal 17 Mei mas Tomo malah pergi ke puncak gunung seperti waktu kuliah dulu…
Weeh… ternyata anak gunung to… jadi ingat jaman dulu , seseorang yang punya hobbie naik gunung dan membawakanku oleh-oleh setangkai bunga edelweis… ( ojo cemburu lho Wid…)
Sebelum naik mobil …..
“ Ayo mas Dicky kerumah saya..” tawar saya
“ oke mbak.. aku sama mas Rochmad ya.. “
Tiga mobil kembali beriringan menuju Minomartani.
Sampai rumah sudah mulai gelap. Langsung menuju kebon didepan rumah.
Saya kembali menyuruh Fatimah bikin kopi tubruk...... ..
“ Pingin entres apa? Silahkan potong sendiri..” tawar Wid sambil memberikan sebilah pisau.
“ Bener nich mas… mbak..”
Ya.. iyalah…. Bener…..!!
Aksi potong entres dimulai… sayang sudah mulai gelap… tidak banyak yang bisa diamati. Tapi mas Dicky sudah mengincar ‘harry potter mutasi’ dan kao hima. Sayang kao hima entres tinggal sejari.. habis di kirim ke rekan-rekan yang lain.
Ditengah kegelapan Om Djos jongkok sambil merokok gak henti-henti. .
“ Ngopo e mas…” tanya mbak Nunung.
“ Iki malem Jum’at Kliwon yo….” Ucap Om Djos pelan.
“ hemm… trus ngopo..” tanya saya… hiii… agak merinding. Magrib-magrib di kebon.
“ Kae sopo sing neng pojokan…” tuding Om Djos
Mata saya jelalatan ke arah yang ditunjuk .
“ Hush… kae tonggoku… Pak Lukas.. “ . Badan gede.. duwur.. rodo botak.. sedang mengintip aksi ‘cut and carry’ dari balik pager… ngawur.. tenan.. disangka hantu kalee..
Si Om ketawa ngakak…
Setelah ngopi lagi… masih dilanjut foto bareng… ( tapi menurut info mbah Suro, foto ter delete semua dari camera… ah.. sayang sekali…! )
Ngobrol sebentar, mas Rochmad lantas pamit pulang ke Semarang, Mas Dicky nginap satu hotel dengan mas Handoko. Wid ngantar tamu-tamu ke Hotel lantas ke Om Djos di Maguwo.
“ Nok.. Om Djos dibawain amplop gak..? celetuk Wid.
“ Hushh… !!, Ini family gathering, bukan seminar atau kursus, …. ya om ? ”
Setelah tamu pulang… duduk sebentar di sofa ruang tengah.. kembali terdengar nada sms..
Ha… Bang Zai
“ Kenal pak Sunarno mbak..? Pak GK datang ? ”
O..o…..
Salam adeniumania

Tharie Wie
www.omahijo. com

Selasa, 21 Oktober 2008

Mawar Gurun Baru yang Diburu



Ada gebrakan baru di adenium bunga putih yang tak pernah popular mendadak digandrungi peminat. Lebat dan rajin berbunga menjadi daya tarik.

Sejak 2003 silangan berwarna putih sudah hadir di dunia adenium. Namun, 'Dulu, silangan adenium bunga putih hanya jadi pelengkap dan permintaannya biasa-biasa saja,' kata Ir. Slamet Budiarto dari Godong Ijo nurseri.

Tahun ini, mozza muncul untuk membuktikan bahwa tak selamanya adenium bunga putih selalu jadi anak tiri. Hasil buruan Slamet dari seorang penyilang Thailand pada akhir 2007 itu tampil memukau dengan tampilan sama persis dengan eye of the storm. Bentuk kelopak bunga sama-sama membulat dan berukuran besar dengan diameter di atas 8 cm. Hanya beda warna kelopak bunga saja: eye of the storm, pink; mozza, putih.

Rajin berbunga

Kerajinannya berbunga jadi senjata utama menjerat hati para peminat. 'Mozza berbunga lebih awal dan paling rajin dibanding jenis adenium generasi sebelumnya,' katanya. Februari 2008 merupakan kali pertama terlihat deretan adenium kelas A-ukuran kecil dengan diameter batang 3-5 cm- berbunga lebat dan serempak. Itu tidak lain mozza.

Padahal, saat itu adenium-adenium lain masih enggan berbunga lantaran masih banyak turun hujan. Ketika kemarau, pada Mei 2008, deretan mozza tampil paling semarak. Jenis lain tak sebanjir itu.

Mozza mewarisi sifat-sifat induknya. Ibunya, eye of the storm, terkenal karena kelebatan bunganya. Soal kerajinan, mozza malah melebihi eye of the storm. Pertumbuhan mozza lebih cepat daripada eye of the storm. Pada umur yang sama mozza lebih banyak tumbuh cabang sehingga bunganya lebih lebat. Mozza sudah mulai berbunga pada hari ke-45 setelah sambung, sedangkan eye of the storm baru berbunga setelah 2 bulan.

Peach

Tak hanya mozza yang menyeruak pasar di luar prediksi. Dottie-bunga putih keruh dengan semburan pink di tengah-juga menempati jajaran lima besar silangan baru yang paling diminati konsumen. Silangan asal Taiwan itu lebih banyak menarik kalangan pemula lantaran warna yang lembut dan corak sederhana.

Salmona-bunga berwarna putih dengan corong peach-pun jadi andalan. Pada April 2008, thorra, ayala, bonzy, benito dan elexa muncul menyusul mozza, dottie, salmona dan 9 silangan lain yang dirilis Godong Ijo pada Februari 2008.

Bonzi yang paling moncer di antara 5 silangan yang dirilis April 2008 itu, lagi-lagi varian the peach. Bonzi berwarna putih keruh dengan corong peach dan strip merah tegas di tengah petalnya. Itu sesuai dengan prediksi Handry Chuhairy-pemain adenium di Tangerang, tentang varian peach akan naik daun.

Corong kuning
Di Yogyakarta lain lagi. Yang menjadi perbincangan adalah adenium silangan Untari Retno Wahyuni. 'Silangan dengan corong kuning sulit didapat,' kata wanita yang sudah menyilangkan adenium sejak 5 tahun lalu itu. Empat silangannya yang bercorong kuning mekar pada akhir 2007 yakni Kallalia, yu mi ko, patrick dan first day.

Kallalia bertepi merah dengan strip pada petalnya sangat tegas, mirip brave heart. Hanya saja corong kallalia lebih kuning dengan petal tengah putih yang lebih kentara.

Sementara first day, petal dominan putih dengan garis sembur yang sempit tapi tegas. Tari menggunakan painted lady jadi tetuanya. Dengan tetua ini pula, pemilik Omah Ijo itu berharap bisa menghasilkan adenium berpetal putih yang lebih bersih.

Silangan-silangan baru si mawar gurun seolah tak ada habisnya, pantas jika penggemarnya tak pernah bosan untuk terus berburu. (Nesia Artdiyasa)

Majalah TRUBUS edisi 463 xxxix Juni 2008